Rumah Musafir Ilmu

Tutorial,Skripsi,Download Materi, dll

Misteri di balik logo Dji Sam Soe

Misteri di balik logo Dji Sam Soe - Hallo sahabat Rumah Musafir Ilmu, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Misteri di balik logo Dji Sam Soe, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Al Islam, Artikel Fikih, Artikel fiqih, Artikel Hikmah, Artikel Kisah 4 Madzhab, Artikel Nasehat, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Misteri di balik logo Dji Sam Soe
link : Misteri di balik logo Dji Sam Soe

Baca juga


Misteri di balik logo Dji Sam Soe

 
dji sam soe 
 
 
 
VERSI 1.
 
Cerita ini mungkin pernah didengar karena pernah dimuat oleh sebuah majalah gaib terkenal di Jakarta, ada beberapa kesamaan dari versi majalah tersebut dengan versi yang saya dengar, berikut ulasannya.

Pada waktu kakek Gus Dur masih hidup, beliau menjadi seorang pemimpin sebuah ponpes di Jatim. Alkisah pada suatu hari datang sepasang suami istri keturunan Tionghoa bertemu beliau, maksud kdatangan mereka adalah hendak meminta "pesugihan" kepada kakek Gus Dur, mendengar hal tersebut marahlah para santri di ponpes tersebut, dengan sabar dan bijak kakek Gus Dur menenangkan para santrinya dan berkata kepada suami-istri tersebut, "Saya tidak mempunyai ilmu apa-apa, saya hanya memiliki ilmu agama, jikalau tuan mau, sempurnakanlah bacaan "Bismillah" pasal 5 sebanyak 234 kali". Mendengar hal tersebut suami-istri tadi mengiyakan karena mereka tetap menyangka bhwa dengan mengamalkan bacaan tersebut mereka akan bertemu "khodam" sang kyai tersebut (kakek Gus Dur) untuk meminta kekayaan.
 
Seakan mengetahui hal tersebut kakek Gus Dur berkata kembali, "Apapun yang tuan lihat setelah mengamalkan bacaan tadi, JANGAN PERNAH TUAN MENYEMBAH SAYA TAPI SEMBAHLAH TUHANMU".
Singkat cerita pulanglah sepasang suami-istri tersebut, pada malamnya mereka mengamalkan bacaan tadi dan berharap apa yang akan terjadi.sewaktu dalam prosesi mewiridkan amalan tadi, mereka seakan-akan melihat kakek Gus Dur sedang merokok dihadapan mereka, melihat hal ini, sang istri berkata kepada suaminya, "Mungkin kita disuruh jualan rokok, pa", lalu si suami berkata kembali, "jualan rokok gimana, cara bikinnya aja aku gak tau, mungkin kyai tadi meminta kita untuk kasih rokok supaya kita akan diberi pesugihan untuk cepat kaya", tapi si istri tetap ngotot dengan pendapatnya, akhirnya terjadilah debat pendapat antara keduanya, ditengah-tengah perdebatan mereka muncul kembali bayangan kakek Gus Dur sambil merokok tapi kali ini dengan berkata, "Wah enaknya rokok ini, kalo orang lain mencobanya munkin banyak yang tertarik", selepas berkata tadi, bayangan tersebut lenyap seketika, akhirnya si suami sadar bahwa pendapat si istrilah yang benar.
Keesokan harinya, mereka belanja ke pasar untuk membeli tembakau, cengkeh dan bahan-bahan baku rokok lainnya. Dengan tekun mereka meracik, dan menjualnya dengan tetap mengamalkan bacaan yang diberikan oleh kakek Gus Dur tersebut. Singkat cerita mereka akhirnya sukses besar, mereka memang tidak pernah mengunjungi ponpes itu lagi. Bahkan setelah kepergian sang Kyai tadi, mereka juga tidak pernah sowan atau berkunjung. Hanya, semasa mereka hidup sebuah pemandangan aneh selalu terjadi di makam kakek Gus Dur tadi, yaitu suatu pemandangan dimana sepasang suami-istri keturunan Tionghoa yang selalu menangisi sebuah makam orang pribumi yaitu makam kakek Gus Dur tadi. Suami-istri inilah orang yang diceritakan pada kisah ini.
Makanya tidak heran keluarga Gus Dur sangat menghormati toleransi sebuah suku, agama dan ras (SARA).
Nah, kata "Bismillah" tadi jika didialekkan dengan logat orang keturunan Tionghoa menjadi "Wismillak" yang kelak menjadi sebuah nama rokok, begitu pula jumlah bacaan 234 kali tadi menjadi nama sebuah rokok, dan dibawah nama rokok 234 ini tertulis "fatsal 5" yang merupakan bagian dari amalan "Bismillah" tadi.
 
Anda Butuh Website? Hosting atau Domain? Silahkan KLIK di atas
 
VERSI 2.

Nah, ketika saya amati logo Dji Sam Soe ini, saya bertanya apa yang menarik ya? Yang terdapat pada logo ini adalah angka 2, 3,dan 4 (dji sam soe), kemudian bintang dan tulisan dji sam soe. Kenapa juga gak diganti-ganti dari tahun Belanda sampai sekarang.

Heran juga ya. Padahal saya juga pernah dengar logo perusahaan dunia Coca-Cola aja berganti logo hingga tiga kali. Ternyata Liem yang merupakan pendiri usaha rokok kretek ini tidak sembarang merancang logonya begitu saja, ada makna-makna dibalik logo Dji Sam Soe.

Kita bahas pertama dari angkanya, ada angka 2, 3, dan 4 di dalamnya. Angka ini jika di artikan parsial akan mengandung arti yang berbeda, tapi coba kita gabungkan menjadi satu, angka-angka ini akan berjumlah 9.

Angka sembilan dalam mitos China adalah angka yang membawa keberuntungan. Tidak sampai disitu saja, coba kita hitung jumlah bintang yang ada di atas angka 234. Jumlah bintangnya adalah sembilan buah yang melambangkan keberuntungan. Setiap bintang juga mempunyai sudut sembilan buah.

Arti Logo Dji Sam Soe
Arti Logo Dji Sam Soe

Angka 9 yang menjadi acuan Liem juga di masukkan dalam jumlah angka D-J-I-S-A-M-S-O-E. Begitu juga pada jumlah huruf Sampoerna. Coba hitung huruf S-A-M-P-O-E-R-N-A. Sembilan huruf bukan?

Bahkan menurut beberapa orang yang tahu tentang perusahaan ini angka 9 juga diterapkan pada semua yang ada di lingkungan pabriknya, termasuk nopol mobil dan truk pengangkut barang. Liem benar-benar serius merancang filosofi logo perusahaannya. Tidak diragukan lagi bahwa PT. Sampoerna menjadi perusahaan yang diperhitungkan di Indonesia bahkan dunia.

Liem Seeng Tee sudah merintis usaha tembakau ini sejak tahun 1913 di Surabaya yang sampai saat ini diproduksi oleh PT. HM Sampoerna Tbk. Tapi sayang sekali pada tahun 2005 PT. HM Sampoerna menjual perusahaan tembakau ini kepada perusahaan terbesar Amerika Phillip Morris. Semoga saja banyak angka-angka 9 lain yang membawa keberuntungan besar bagi ekonomi Indonesia.

Hosting Murah?? Domain ID atau Internasional? KLIK Gambar diatas
 
VERSI 3.

Kata DJI SAM SOE memiliki 3 suku kata dan masing-masing terdiri dari 3 huruf. DJI (3) SAM (3) dan SOE (3) jika dijumlahkan kesemua huruf-nya akan berjumlah 9. Kemudian, jika pembaca sekalian lupa, coba sesekali menjadi iseng untuk menghitung jumlah bintang yang tertabur dalam logo tersebut, maka akan ditemui 9 bintang dengan masing-masing bintang memiliki 9 sudut.

Kita juga akan temukan keunikan dari PT. HM Sampoerna Tbk. Perhatikan pada kata: S-A-M-P-O-E-R-N-A. Dan lagi-lagi dapat kita temukan jumlah huruf dari kata SAMPOERNA ada 9 huruf. Tidak hanya itu, perhatikan juga logo perusahaan tersebut pada tengah-tengahnya huruf O pada urutan kelima dari kata SAMPOERNA Alhasil segala aspek dari perusahaan- sampai produknya dijejali makna kesempurnaan yakni angka 9. Bahkan, pihak PT. HM Sampoerna Tbk. menetapkan jumlah karyawan untuk memproduksi DJI SAM SOE Kretek di SAMPOERNA HOUSE (Surabaya) berjumlah dua ratus tiga puluh empat (234) orang, tidak lebih dan tidak kurang.

Angka 234, jika dijumlahkan dengan mudah kita dapat melihat angka 9 sebagai totalnya (2+3+4=9). Angka 9 menunjukkan arah mata angin: timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, timur laut, dan tengah. Angka 9 menunjukkan kesempurnaan lubang pada tubuh manusia: lubang mata (2), lubang hidung (2), lubang telinga (2), lubang mulut (1), lubang kemaluan (1), dan lubang anus (1). Angka 9 merupakan angka tertinggi pada hirarki puncak angka dasar, karena setelah angka 9 akan terdiri dari dua angka. Angka 9 merupakan angka tinggi dalam pencapaian nilai ujian tapi tidak terlalu sempurna, karena nilai sempurna adalah 10. Ini dapat diafiliasikan terhadap makna hidup merupakan kedudukan yang tidak terlalu sempurna tapi tetap bernilai tinggi!

Jika kita afiliasikan pada ajaran islam maka, Dji (2) merupakan jasad dan ruh, Sam (3) merupakan islam, iman, dan ihsan, Soe (4) merupakan syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat. Alhasil, 2 + 3 + 4 = 9 adalah pencapaian tertinggi menuju hadirat Allah SWT. Kedudukan yang tidak terlalu sempurna tapi tetap bernilai tinggi di sisi-Nya! Kedudukan Maha Sempurna hanya milik Allah SWT.

Mari lanjutkan pada kata FATSAL-5 pada logo produk 234 itu. Ada beberapa makna penting berkaitan dengan angka 5, baik keagamaan maupun bagi bangsa Indonesia.
Angka 5 adalah angka yang sangat pancasilais. Orang yang suka dengan angka 5 memiliki semangat patriotisme yang tinggi demi bangsa dan Negara.

Rukun Islam ada 5. Melaksanakan 5 rukun Islam berarti sebuah kesempurnaan. Obat hati ada 5. Senantiasa dengan obat hati yang 5 hatinya sehat. Sholat fardu yang dikerjakan sehari semalam sebanyak 5 waktu. Sholat tiangnya agama, barang siapa meninggalkan sholat maka ia merobohkan agamanya. Pesan Nabi bahwa jaga yang 5 sebelum datang yang 5 yaitu: pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu, pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu, dan pergunakan hidupmu sebelum datang matimu.

Di lingkungan penganut spiritual dan di masyarakat jawa terkenal molimo (5M) atau emoh limo yaitu, emoh MAIN (judi, penjudi), emoh MADON (prostitusi, laki-laki & perempuan), emoh MALING (mencuri, rasuah, dll), emoh MADAT (candu, dadah, ubat-ubatan), emoh MABOK (minuman keras, mabuk)

Sedangkan fatsal, atau pasal, atau fashol (araglass bermakna pembatas antara dua hal berbeda, artinya untuk mencapai SAMPOERNA amalkanlah FATSAL 5 itu, bentengi diri dengan FATSAL-5.


Demikianlah Artikel Misteri di balik logo Dji Sam Soe

Sekianlah artikel Misteri di balik logo Dji Sam Soe kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Misteri di balik logo Dji Sam Soe dengan alamat link http://bismillah-go.blogspot.com/2013/10/misteri-di-balik-logo-dji-sam-soe.html
Bagikan :
+
1 Komentar untuk "Misteri di balik logo Dji Sam Soe"

Kalo Gudang Garam apa ya..?? :)

TINGGALKAN KOMENTAR DISINI

PROVIDER HOSTING

PROVIDER HOSTING
Penyedia Layanan Hosting, Domain, Reseller Hosting Professional
 
Support By Pringsewu Host
Back To Top