Judul : Perilaku Para Sufi Saat Menghadapi Kematian
link : Perilaku Para Sufi Saat Menghadapi Kematian
Perilaku Para Sufi Saat Menghadapi Kematian
Seperti kita ketahui perilaku orang shalih menghadapi ajal atau naza' berbeda-beda.Diantaranya ada yang terlimpahi rasa takut disertai rasa hormat, ada yang terlimpahi rasa harapan,dan ada yang dibuka oleh Allah seketika akan hal-hal yang berkaitan dengan keharusan mereka untuk tenang dan tenteram serta keteguhan yang baik.Sekedar contoh,di bawah ini sedikit sikap beberapa sufi saat menghadapi ajal.
- Dikisahkan, ketika orang-orang menjenguk Abdullah bin Mubarak saat menjelang kematiannnya,dia tampak sedang tertawa.Kemudian dia ditanya soal tertawanya itu.Abdullah menjawab, "Mengapa aku tidak boleh tertawa? Sedangkan perpisahan dengan yang paling kujauhi telah dekat,sementara tiba lebih cepat Dzat yang benar-benar kuharapkan begitu mendekat?"
- Ketika Bilal (budak yang dibebaskan Abu Bakar) mendekati ajalnya,sang istri meratap, "Duhai sedinya hatiku akan kehilangan engkau." Maka Bilal menimpali, "Oh betapa girangnya,esok kami menemui para kekasih,yakni Muhammad dan para tentaranya."
- Suatu ketika di tempat Mumsyad Ad-Dinawaryatang seorang miskin,seraya mengucapkan salam.Setelah mereka yang hadir di tempat itu menjawab salamnya,si miskin berkata lagi, "Apakah di sini terdapat tempat yang bersih,yang mungkin bisa ditempati oleh manusia yang mati?" Orang-orang menunjukkan sebuah tempat dan sebuah mata air.Si miskin itu lalu mendatangi tempat tersebut,mengambil air wudhu,shalat,kemudian menjulurkan kakinya dan kemudian mati.
- Ketika Dzun Nun Al-Mishry sedang naza' diminta untuk berwasiat.Beliau malah menjawab, "Jangan ganggu aku.Aku ini sedang terpesona oleh keindahan-keindahan kelembutanNya.
- Saat Hasan bin Ali mendekati wafatnya,beliau menangis.Seseorang lalu bertanya, " Apa yang membuatmu menangis?" Beliau menjawab, "Karena aku bakal datang kepada Allh Yang Maha Agung,yang belum pernah kulihat."
- Abdul Husaein Al-Maliky menuturkan bahwa dirinya berguru dengan An-Nassaj selama beberapa tahun.Delapan hari menjelang kematian sang guru berkata, "Hari kamis tepatnya waktu isya,aku akan mati.Aku akan dimakamkan hari jum'at,sebelum shalat jum'at.Kamu jangan lupa itu!" Ternyata apa yang dikatakan gurunya tepat adanya.
- Dikisahkan,ketika ajal An-Nassaj hampir tiba,bersamaan dengan datangnya shalat isya.Sang pencabut nyawa,malaikat Izrail,sedang membungkuk di atas tubuhnya ketika An-Nassaj mengangkat kepalanya.An-Nassaj lalu berseru kepada malaikat maut, "Berhenti ! Semoga Allah memaafkanmu ! Tunggulah sebentar ! Engkau adalah hamba yang diperintah,dan akupun hamba yang diperintah.Kepadamu diperintahkan untuk mengambil nyawaku, dan kepadaku pun diperintahkan untuk menjalankan shalat apabila telah tiba waktunya.Engkau mempunyai kesempatan waktu yang luas untuk melaksanakan perintah,sedangkan aku hanya dikesempatan ini.Bersabarlah hingga aku selesai shalat isya."Kemudian An-Nassaj bersuci dan melaksanakan shalat isya.Begitu selesai,beliau meninggal dunia.
- Ketika Abu Ya'qub Ishaq An-Nahrajury sedang berada di Mekkah,tiba-tiba datang seorang miskin membawa dinar,lalu berkata, "Bila esok tiba,akupun mati.Tolong buatkan kuburanku dari separuh dinar ini,dan separuhnya unutk persiapanku."Mendengar itu,Abu Ya'qub berkata dalam hati, "Anak muda ini tidak waras,dan dia sedang dalam kekurangan." Ketika esok hari tiba,dia datang lagi masuk ke Masjidil Haram dan thawaf.Setelah itu berlalu dan menjejak-jejakan tanah."Itu dia pura-pura mati." kata Abu Ya'qub dalam hati.Waktu Abu Ya'qub menghampiri dan menggerak-gerakan tubuh si miskin,ternyata dia benar-benar mati.Akhirnya sebagaiman pesannya orang itu dikuburkan.
- Diriwayatkan,ada seorang miskin datang pada Abu Ali Ar-Rudzbary,lalu mati.Abu Ali segera menguburkannya.Ketika wajah si mayat dibuka untuk diletakkan di atas tanah,tiba-tiba matanya tebuka dan berkata, "Wahai Abu Ali,apakah engkau menghina diriku di sisi Dzat yang memanjakanku?" Abu Ali menjawab, "Saudaraku,apakah ada kehidupan setelah mati?" Kata si mayat, "Bahkan aku ini hidup,dan orang yang mencintai Allah swt selalu hidup.Esok nanti tiada yang membahayakanmu,wahai Rudzbary."
- Abu Sa'id Al-Kharraz menuturkan,saat melewati pintu Bani Syaibah dia melihat seorang pemuda tampan dalam keadaan meninggal dunia.Tiba-tiba si mayat tampak tersenyum dan berkata kepada Abu Sa'id, "Hai Abu sa'id,ketahuilah bahwa sesungguhnya para kekasih Allah swt itu hidup,walaupun mereka itu mati. Mereka hanya dipindahkan dari rumah satu ke rumah yang lain."
- Abu Ali Muhammad Ar-Rudzbary mengatakan,ketika dirinya memasuki Mesir,tampak sekumpulan orang sedang mengusung jenazah seseorang.Menurut keterangan orang-orang,dia meninggal dunia karena mendengar syair yang berbunyi, "Betapa besar dosa hamba,yang ambisi sekali melihat-Mu."
- Suatu pagi setelah shalat subuh,salah seorang murid Abdullah bin Mubbarak berdoa, "Ya Allah,hari telah siang pula.Majikanku di atas dunia ini akan segera tiba untuk meminta uang dariku.Engkau adalah sumber kekayaan bagi orang-orang miskin.Berikanlah uang kepadaku dari sumber yang hanya Engkaulah yang tahu." Saat itu juga seberkas sinar membersit dari langit dan sekeping dirham perak jatuh ke tangan si murid. Abdullah yang diam-diam menyaksikan kejadian itu, tidak dapat menahan dirinya. Dia bangkit, dan dirangkulnya kepala muridnya itu ke dadanya lalu diciumnya. Setelah menyadari apa yang terjadi, si murid berseru, "Ya Allah, kini setelah penutup diriku diketahui orang, tidak ada ketenangan bagiku di atas dunia ini. Demi kebesaran dan keagungan-Mu,ku mohon kepada-Mu, janganlah Engkau biarkan aku tergelincir karena diriku sendiri. Oleh karena itu cabutlah nyawaku sekarang juga." Kepalanya masih dalam dekapan Abdullah ketika dia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Abdullah segera mengurus jenazah muridnya yang istimewa itu.
- Dikasahkan ketika tiba saatnya Rabi'ah Al-Adawiyah harus meninggalkan dunia fana ini,orang-orang yang menungguinya meninggalkan kamarnya dan menutup pintu kamar itu dari luar.Setelah itu mereka mendengar dari luar suara yang mengatakan, "Wahai jiwa yang tenang,kembalilah kepada Tuhanmu dengan berbahagia." Beberapa saat kemudian tak terdengar lagi suara dari kamar Rabi'ah.Orang-orang lalu membuka kamar itu dan mendapati Rabi'ah telah meninggal dunia.
- Menjelang wafatnya,Dzun Nun Al-Mishry ditanya, "Apakah keinginan anda?" Jawabnya, "Aku ingin mengenalNya sebelum kematianku,walaupun hanya sejenak." Kemudian dia bersyair, "Takut telah meletihkan diriku.Hasrat telah membakar diriku."
Demikianlah Artikel Perilaku Para Sufi Saat Menghadapi Kematian
Sekianlah artikel Perilaku Para Sufi Saat Menghadapi Kematian kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Perilaku Para Sufi Saat Menghadapi Kematian dengan alamat link http://bismillah-go.blogspot.com/2012/04/perilaku-para-sufi-saat-menghadapi.html
0 Komentar untuk "Perilaku Para Sufi Saat Menghadapi Kematian"
TINGGALKAN KOMENTAR DISINI