Judul : Bunga Melati Ayah
link : Bunga Melati Ayah
Bunga Melati Ayah
Petang itu,
Aku merenung ke luar tingkap,
Memandang titis air dari langit gelap,
Yang mulai mencurah,
Yang mulai melimpah,
Kerana telah tiba janji-Nya,
Membawa rahmat ke tanah ini..
Yang mulai mencurah,
Yang mulai melimpah,
Kerana telah tiba janji-Nya,
Membawa rahmat ke tanah ini..
Desiran gerimis hujan,
Mengalun melodi kosong,
Membasahi atap usang rumah ayah,
Tenang..sayu..sepi..hiba..
Mengalun melodi kosong,
Membasahi atap usang rumah ayah,
Tenang..sayu..sepi..hiba..
Hujan,
Hadirnya menyimbah tanah gersang,
Merancakkan lagi alunan muzik kosong itu,
Sungguh mengusik sanubari,
Semakin lama semakin lebat,
Mengiringi tangisan hati yang makin hebat..
Merancakkan lagi alunan muzik kosong itu,
Sungguh mengusik sanubari,
Semakin lama semakin lebat,
Mengiringi tangisan hati yang makin hebat..
Dalam kekhayalan menghayati asyiknya melodi hujan,
Kurenung ke tengah laman,
Memandang bunga melati ayah,
Putih...suci..kembang berseri,
Walaupun ketika ini,
Titis-titis hujan hebat memanah diri,
Ia tetap utuh,
Kurenung ke tengah laman,
Memandang bunga melati ayah,
Putih...suci..kembang berseri,
Walaupun ketika ini,
Titis-titis hujan hebat memanah diri,
Ia tetap utuh,
Berpaut setiap kelopak,
Tabah menempuh titis-titis hujan itu,
Yang makin mencurah rakus..
Tabah menempuh titis-titis hujan itu,
Yang makin mencurah rakus..
Bunga melati ayah,
Kupandang dan kurenung sayu,
Dari celahan tingkap itu,
Apakah ia mampu kekal..?
Kekal mekar di hujung cerita hujan,
Atau terlerai jua kelopaknya..?
Kupandang dan kurenung sayu,
Dari celahan tingkap itu,
Apakah ia mampu kekal..?
Kekal mekar di hujung cerita hujan,
Atau terlerai jua kelopaknya..?
Dek panahan rakus sang hujan,
Tiada jawapan buatku,
Melainkan menunggu habisnya cerita hujan,
Pada petang itu..
Tiada jawapan buatku,
Melainkan menunggu habisnya cerita hujan,
Pada petang itu..
Kurenung lagi si Putih nan suci,
Meruntun kagum di dalam hati,
Hebatnya semangat sekuntum melati,
Mekar bertaut di laman ini,
Walau hujan datang dan pergi,
Tak sewenang ia gugur ke bumi..
Hebatnya semangat sekuntum melati,
Mekar bertaut di laman ini,
Walau hujan datang dan pergi,
Tak sewenang ia gugur ke bumi..
Aku keliru,
Keliru bersama titis-titis hujan,
Keliru dengan apa yang ada dalam perasaan,
Keliru dengan setiap luah keluhan...
Keliru bersama titis-titis hujan,
Keliru dengan apa yang ada dalam perasaan,
Keliru dengan setiap luah keluhan...
Petang itu,
Pabila berakhirnya cerita hujan,
Kusisip dalam hati,
Kurenung diri yang lemah,
Aku ingin menjadi,
Pabila berakhirnya cerita hujan,
Kusisip dalam hati,
Kurenung diri yang lemah,
Aku ingin menjadi,
Sesuci BUNGA MELATI AYAH..!!
Ungkapan hati dari sobat di negeri jiran
tuk Ayahanda tercinta
Salam Persaudaraan
Demikianlah Artikel Bunga Melati Ayah
Sekianlah artikel Bunga Melati Ayah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Bunga Melati Ayah dengan alamat link http://bismillah-go.blogspot.com/2012/02/bunga-melati-ayah.html
0 Komentar untuk "Bunga Melati Ayah"
TINGGALKAN KOMENTAR DISINI